hey anugrah!


Kamu gak spesial

akuin aja

Pernah ga kamu mikir kenapa kamu suka film-film Marvel?

Waktu nonton film Batman kemaren kenapa kamu kagum sama Robert Pattinson?

Dan kamu menagis haru ketika tiga spiderman bersatu di No Way Home.

Because, deep down in your heart yang pengecut itu, kamu ingin jadi seperti mereka. Being a superhero under the bright spotlight.

Kamu gak bisa dapetin itu di dunia nyata. Film itu adalah penyaluran egomu yang tertahan.

Dan hatimu haru ketika mendengar kabar Chester Bennington meninggal bunuh diri. Kenapa? Karena kamu ingin ada di dalam euforia. Iya. Ironis memang. Linkin Park adalah pahlawan masa mudamu. Perwakilan rohmu di dalam kotak televisi berlabel MTV. Lalu kamu kecewa karena Transformer menggandengnya dengan sudah tidak Nu Metal lagi. Linkin Park sudah tidak sekeren itu lagi kawan. Lalu tragedi suicide itu terjadi. LP naik lagi dalam balutan berita duka. Kamu tenggelam dalam nuansa nostalgia. Lalu kamu baca ulang lagi paragraf ini.

We are not special, dudes. Kita merasa perlu avatar untuk merepresentasikan diri di dunia ini. Perwakilan. Yang akan kamu sematkan di sablonan kaosmu dan digaungkan di speaker pemutar musikmu.

Sama seperti rapper yang menyematkan nama rapper terdahulu di dalam lirik-liriknya.

Kita butuh perisai.

Perisai identitas.

Perisai intelektualitas.

Manusia selalu tertarik pada manusia lainnya. Itulah alasan media gosip selalu digemari. Sama seperti gosip di setiap jam makan siang.

Kamu ga spesial. Kamu selalu butuh perlindungan. Tameng-tameng sosial.

Kamu hanya pekerja paruh baya yang mencoba bertahan hidup.

---


# ranting
Baca catatan lainnya