hey anugrah!


Dewasa Membaca

ternyata lebih menyenangkan

Kini, ketimbang beli buku baru, aku lebih sering baca buku yang sudah ada. Dibaca ulang.

Rasanya beda. Pahamnya beda.

Lagi pula, sekarang aku lebih pintar.

Dulu, emosi terlalu banyak terlibat dalam memilih bacaan dan ketika membaca. Emosi anak muda yang berapi-api supaya keren.

Sekarang, jadi lebih tahu mau baca apa. Jadi lebih bijak nyari bahan bacaan.

Oh aku ingin kreatif, maka aku baca Austin Kleon. Oh aku gak mau pusing gak penting, maka akan ku hindari baca Karl Marx.

Pengen ketawa-ketawa ah, hiburan, ya aku baca buku humor yang ringan.

Kayaknya, dulu itu aku baca untuk jadi keren. Aku baca buku yang populer di kalangan ‘anak skena’ (meminjam istilah sekarang). Walau, aku memang pengen baca itu karena sering terpapar pemikiran-pemikiran kiri. Juga, biar gak bengong kalau lagi ngobrol sesama ‘anak skena’.

Sekarang mah udah gak penting ya nyari eksistensi kayak gitu. Seiring dengan menurunnya keinginan untuk eksis dan mencari atensi, kesadaran untuk membaca apa yang diperlukan jadi meningkat.

Rasanya enak banget. Lebih ngerti apa yang dibaca, lebih enjoy ketika membaca.

Kesimpulannya, aku telat dewasa.

Eh, aku nengok Goodreads lagi. Karena sekarang lagi mulai baca lagi, aku ikutan reading challenge nya. Targetnya cuma baca 12 buku di tahun ini. Satu buku satu bulan.


Yang lagi aku baca sekarang:

Ziarah - Iwan Simatupang


Photo by Siora Photography on Unsplash

---


# menulis
Baca catatan lainnya