Dewasa Menulis
dengan komitmenSepertinya menulis novel itu membutuhkan kedewasaan. Ini saya rasakan sekarang. Tulisan novel yang lagi saya garap sudah masuk 7000an kata. Ini adalah rekor untuk saya menulis fiksi sepanjang itu.
Sulit.
Waktu saya masih muda dan belum dewasa, idealisme saya dalam menulis itu tertuang dalam tema bombastis dan kata-kata sastrawi langitan.
Sekarang setelah lebih dewasa, ternyata satu-satunya yang harus dipegang teguh dalam menulis adalah komitmen untuk menyelesaikan cerita.
Komitmen itu akan melahirkan konsistensi menulis tiap hari dan belajar teknik-teknik menulis lainnya.
Komitmen itu seperti ijab kabul. Saya telah berikrar untuk menyelesaikan novel saya maka saya telah mengawininya saat itu juga. Setelah dikawin maka turunlah hukum wajib bagi saya untuk menafkahi tulisan saya. Nafkah itu berupa kata-kata sampai si novel selesai.
Saya sekarang sudah tidak terlalu memikirkan kata-kata canggih nan sastrawi, atau cerita njelimet mampus bagai Supernova Dee Lestari atau film Interstellar. Saya sekarang hanya ingin nulis untuk diri saya sendiri. Saya lebih memilih cerita yang nyaman untuk saya dan bikin saya bahagia ketika memikirkan bagaimana jalan ceritanya sampai finish.
Ada yang lagi nulis novel juga?
---
# menulis
Baca catatan lainnya